Artikel Tahapan Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan Sistem Informasi
Oleh : Teguh Heri Purwanto (201453014)
Abstrak
Dalam perkembangannya, sistem informasi berembangan sangat pesat.
Peran dan perkembangan sistem yang sangat pesat inilah yang membuat sistem
menjadi lini yang sangat penting dalam perkembangan peradaban umat
manusia.Sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis (Jogiyanto,2005:18)
adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sedangkan perkembangan sistem informasi
menurut Nugroho Adi [8], Pengembangan sistem (System Devploment) dapat berarti
menyusun suatu sistem informasi yang benar-benar baru atau yang lebih sering
terjadi, menyempurnakan sistem yang telah ada. Tentunya kita tidak dapat
berpaling bahwasannya peradaban umat manusia didukung oleh sistem informasi
yang terus berkembang.
Kata Kunci : Sistem, Transaksi
Pendahuluan
Sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis
(Jogiyanto,2005:18) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Dalam setiap
pembuatan sistem informasi pasti tidak ada yang sempurna dalam sekali waktu,
akan selalu ada error dan kekurangan dalam sistem tersebut.
Salah satu fungsi dari pengembangan sistem informasi adalah untuk
meminimalisir bug atau kesalah yang terjadi dalam sistem yang sudah ada. menurut
Nugroho Adi [8], Pengembangan sistem (System Devploment) dapat berarti menyusun
suatu sistem informasi yang benar-benar baru atau yang lebih sering terjadi,
menyempurnakan sistem yang telah ada Dengan pengambangan sistem yang ada
diharapkan dapat memberikan performa dalam sistem tersebut.
Metode dalam pengembangan sistem informasi
Dalam mengembangkan sistem informasi dapat menggunkan beberapa cara
atau metode diantaranya :
1.
SDLC
System Development Life Cycle (SDLC) menurut O'brien (2000) adalah
aplikasi penerapan dari penemuan permasalahan (problem solving) yang didapat
dari pendekatan sistem (system approach) menjadi pengembangan dari solusi
sistem informasi terhadap masalah bisnis.
Keunggulan:
1.
Proses
pengembangan sangat terstruktur dan sistematik
2.
Melalui
definisi kebutuhan, sehingga gap atau kesenjangan yang terjadi antara kebutuhan dan sistem yang
dihasilkan dapat dikurangi.
3.
Menghasilkan
petunjuk arah pengembangan yang jelas bagi manajemen.
Kelemahan:
1.
Tidak
adaptif terhadap perubahan yang dapat terjadi selama proses pengembangan.
2.
Melelahkan
karena membutuhkan waktu pengembangan yang lama dan biaya
yang tinggi
3.
Proyek
yang sebenarnya jarang mengikuti aliran sequential yang ditawarkan model ini.
Iterasi (Pengulangan) selalu terjadi dan menimbulkan masalah pada aplikasi yang
dibentuk oleh model ini.
4.
Seringkali
pada awalnya customer sulit menentukan semua kebutuhan secara explisit.
5.
Klien
harus sabar karena versi program yang sedang jalan tidak akan tersedia sampai
proyek pengembangan selesai.
2.
Prototype
Menurut Raymond McLeod, prototype didefinisikan sebagai alat yang
memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system
berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah
prototype sisebut prototyping.
Kelebihan:
1.
Adanya
komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
2.
Pengembang
dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
3.
Pelanggan
berperan aktif dalam pengembangan system.
4.
Lebih
menghemat waktu dalam pengembangan system.
5.
Penerapan
menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
6.
Membuat
klien mendapat gambaran awal dari prototype.
Kekurangan :
1.
Proses
analisis dan pernacangan terlalu singkat.
2.
Mengesampingkan
alternatif pemecahan masalah.
3.
Kurang fleksible dalam menghadapi perubahan.
4.
Protitype
yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.
5.
Terlalu
cepat selesai.
3.
Application
software
Alternatif lain adalah dengan membeli software aplikasi yaitu paket
software yang sudah jadi. Dalam metode
ini pengembangan sistem dilakukan dengan membeli sebbuah sistem yang dapat
digunakan untuk menggunakan pekerjaan yang sedang dilakukan seperti : membeli
SAP, MSProject, dl
4.
End-user
development
Dalam metode pengembangan sistem informasi ini pemakai dilibatkan
langsung kedalam pembuatan atau pengembangan sistem. Dalam pengembangan sistem
ini sistem akan berjalan dengan baik, karena sistem yang berjalan sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh pengguna.
Keterlibatan pengguna tahap akhir juga akan meminimalisir kesalahan
sistem karena tingkat kesesuaian sistem yang berjalan tinggi.
5.
Outsourcing
Definisi outsourcing menurut Suwondo (2003) yang dikutip oleh Dani
(2010) adalah “pendelegasian operasi dan manajemen operasi dan manajemen harian
dari suatu proses bisnis kepada pihak luar (pihak perusahaan outsourcing).”.
Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003) yang kembali dikutip oleh
Dani (2010) definisi outsourcing adalah “penyerahan aktivitas perusahaan pada
pihak ketiga dengan tujuan untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang
professional dan berkelas dunia”. Sedangkan definisi lain menurut Pfannenstein
dan Tsai (2004) yang dikutip oleh Diah (2008) outsourcing adalah “memindahkan
pekerjaan suatu perusahaan kepada pihak lain dalam waktu yang tertentu”.
Metode pengembangan sistem ini dilakukan dengan kontrak dengan
pihak ketiga/pihak luar. Jadi, pihak ketiga akan menangani baik pengembangan
maupun operasi & maintenance sistem perusahaan tersebut. Dari sisi
perusahaan akan mendapatkan sistem dalam waktu yang cepat dengan harga yang
lumayan terjangkau, akan tetapi keamaan data yang ada dipersahaan rentang
dicuri oleh pihak ketiga.
Daftar Pustaka
0 Response to "Artikel Tahapan Pengembangan Sistem Informasi"
Post a Comment