[Jurnal] Penerapan Forward Chaining pada Pemilihan Kain Batik
Penerapan Forward Chaining pada Pemilihan Kain Batik
Teguh Heri Purwanto
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknik
Universitas Muria Kudus, Kudus
Abstrak :
Kekayaan
budaya yang dimiliki Indonesia telah menembus pasar Internasional, salah satu
bidang yang menjadi daya tarik adalah batik. Penggunaan batik pada zaman dahulu
lebih untuk acara formal, akan tetapi perkembangan design batik yang semakin modern
membuat batik juga digemari oleh kalangan anak-anak muda. Design yang
ditawarkanpun sudah sangat banyak dan terkesan tidak kaku. Industri batikpun
sudah merambah ke industri rumah tangga
atau home industry. Jenis kain atau bahan yang digunakanpun sudah sangat
beragam jenisnya. Hal tersebut sering kali membuat konsumen binggung dalam
pemilihan batik yang akan dibeli, ditambah lagi iklan-iklan yang menawarkan
berbagai macam keunggulan dai batik-batik mereka. Sistem yang akan dibangun
bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada kosumen dalam pemilihan kain yang
akan dibeli dengan menggunakan metode forward chaining, yaitu proses
inferensi yang memulai pencarian dari premis atau data menuju kepada konklusi.
Kata Kunci : Home
Industry, Modern, Forward Chaining
Pendahuluan
Banyaknya kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia membuat
Indonesia dikenal oleh pasar Internasional, salah satu yang menjadikan
Indonesia terkenal adalah dalam bidang batik
yang dimiliki.
Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan
menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses
dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.Batik Indonesia, sebagai
keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang
terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya
Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of
Humanity) sejak 2 Oktober 2009.
Penggunaan batik pada zaman dahulu lebih untuk acara formal, akan
tetapi perkembangan design batik yang semakin modern membuat batik juga
digemari oleh kalangan anak-anak muda. Design yang ditawarkanpun sudah sangat
banyak dan terkesan tidak kaku. Industri batikpun sudah merambah ke industri
rumah tangga atau home industry.
Jenis kain atau bahan yang digunakanpun sudah sangat beragam jenisnya.
Lebih dari 45 jenis batik yang dimiliki oleh Indonesia dan tersebar
diseluruh nusantara.
Hal tersebut sering kali membuat konsumen binggung dalam pemilihan
batik yang akan dibeli, ditambah lagi iklan-iklan yang menawarkan berbagai macam
keunggulan dai batik-batik mereka. Sistem yang akan dibangun bertujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada kosumen dalam pemilihan kain yang akan dibeli
dengan menggunakan metode forward chaining, yaitu proses inferensi yang
memulai pencarian dari premis atau data menuju kepada konklusi.
Tujuan
dan Manfaat
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
a.
Memberikan
kemudahan bagi orang-orang yang akan memprediksi kualitas kain batik.
b.
Untuk
menerapkan sistem pakar (expert system) untuk pengambilan keputusan dalam
memilih dan memprediksi kualitas kain batik.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :
a.
Sebagai
sarana untuk meningkatkan pengetahuan sistem pakar untuk pendukung pengambilan
keputusan dan menambah pengetahuan dalam memilih kain batik.
b.
Membantu
proses pengambilan keputusan dalam memprediksi kualitas kain batik
c.
Memperoleh
data informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memprediksi
kualitas kain batik.
Metode
Yang Digunakan
Dalam pembuatan sistem ini, penulis menggunakan metode forward
chaining.
Forward chaining merupakan grup dari multiple inferensi yang
melakukan pencarian dari suatu masalah kepada solusinya. Forward chaining adala
data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi
diperoleh..
Metode Forward chaining dimulai dari sejumlah fakta-fakta yang
telah diketahui, untuk mendapatkan suatu fakta baru dengan memakai rule-rule
yang memiliki ide dasar yang cocok dengan fakta dan terus dilanjutkan sampai
mendapatkan tujuan atau sampai tidak ada rule yang punya ide dasar yang cocok
atau sampai mendapatkan fakta.
Perancangan
Sistem
Pembuatan sistem yang akan dibangun yang berhubungan dengan
pemilihan kain batik, perlu adanya data-data yang mendukung sistem tersebut.
Data-data yang digunakan adalah mengenai aturan-aturan yang dibutuhkan dalam
penentuan kain batik yang akan dipilih maupun prediksi kualitas kain batik
kemudian akan menjadi basis pengetahuan yang tersimpan dalam sistem yang
dibuat.
Tabel 1 : aturan sistem
Nomor
|
Aturan
|
Nomor
|
Aturan
|
R1
|
If A And B Then C
|
R6
|
If G And E Then H
|
R2
|
If C Then D
|
R7
|
If C And H Then I
|
R3
|
If A And E Then F
|
R8
|
If I And A Then J
|
R4
|
If A Then G
|
R9
|
If G Then J
|
R5
|
If F And G Then D
|
R10
|
If J Then K
|
Pada tabel diatas terdapat 10 aturan yang tersimpan di dalam
Knowledge Base (Basis pengetahuan). Fakta awal yang iberikan hanya : A dan F (artinya : A dan F bernilai
benar), yang akan dibuktikan apakah K bernilai benar (hipotesis : K) ?
Langkah-langkah inferensi adalah sebagai berikut :
a.
Dimulai
dari R-1, A merupakan fakta sehingga bernilai benar, sedangkan B belum bisa
diketahui kebenarannya, sehingga C pun belum bisa diketahui kebenarannya. Oleh
karena itu kita tidak mendapatkan informasi apapun pada R-1 ini. Sehingga kita
menuju ke R-2.
b.
Pada
R-2, kita tidak mengetahui informasi apapun tentang C, sehingga kita kita juga
tidak bisa memastikan kebenaran D. Oleh karena itu kita tidak mendapatkan
informasi apapun pada R-2 ini. Sehinga kita menuju ke R-3.
c.
Pada
R-3, baik A maupun E adalah fakta sehingga jelas benar. Dengan demikian F bukan
sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga sekarang kita mempunyai fakta baru
yaitu F. Karena F bukan hipotesis yang hendak kita buktikan (=K), maka
penelusuran kita lanjutkan ke R-4.
d.
Pada
R-4, A adalah fakta sehingga jelas benar. Dengan demikian G sebagai konsekuen
juga ikut benar. Sehingga sekarang kita punya fakta baru yaitu G. Karena G
bukan hipotesis yang hendak kita buktikan (=K), maka penelusuran kita lanjutkan
ke R-5.
e.
Pada
R-5 baik F maupun G bernilai benar berdasarkan aturan R-3 dan R-4. Dengan
demikian D sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga sekarang kita mempunyai
fakta baru yaitu D. Karena D bukan hipotesis yang hendak buktikan (=K), maka
penelusuran kita lanjtkan ke R-6.
f.
Pada
R-6, baik A maupun G adalah benar berdasarkan fakta dan R-4. Dengan demikian H
sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga sekarang kita mempunyai fakta baru
yaitu H. Karena H bukanhipotesis yang hendak kita buktikan (=K), maka
penelusuran kita lanjutkan ke R-7
g.
Pada
R-7, meskipun H benar berdasarkan R-6, namun kita tidak tahu kebenaran C,
sehingga I pun juga belum bisa diketahui kebenarannya. Oleh karena itu kita
tidak mendapatkan informasi apapun pada R-7 ini. Sehingga kita menuju R-8.
h.
Pada
R-8, meskipun A benar karena fakta, namun kita tidak tahu kebenaran I, sehingga
J pun juga belum bisa diketahui kebenarannya. Oleh karena itu kita tidak
mendapatkan informasi apapun pada R-8 ini. Sehingga kita menuju ke R-9.
i.
Pada
R-9, J bernilai benar karena G benar erdasarkan R-4. Karena J bukan hipotesis
yang hendak kita buktikan (=K), maka penulusuran kita lanjutkan ke R-10.
j.
Pada
R-10, K bernilai benar karena J benar berdasarkan R-9. Karena H sudah merupakan
hipotesis yang hendak kita buktikan (=K), maka terbukti bahwa K adalah benar
Rule
dalam Pemilihan kain Batik
Dalam sistem ini memiliki beberapa rule yang digunakan untuk
mendapatkan batik yang baik digunakan :
1.
if
kain tidak luntur then fleksibel dan mudah perawatan
2.
if bahan halus then nyaman dipakai dan mudah
perawatan
3.
if
motif batik modern-klasik then tampilan menarik dan rapi
4.
if
memiliki ciri khas dalam batik then fleksibel dan tampilan menarik
5.
if
bahan kuat then tahan lama
6.
if
jumlah warna kurang atau sama dengan 4 then tampilan menarik
7.
if
cetak luar dan dalam memiliki warna dan motif yang sama then tahan lama
8.
if
bahan terasa dingin then nyaman dipakai, tidak mudah kusam, dan tahan lama
9.
if
bahan dari sutra then nyaman dipakai
10. if design menarik than fleksibel dan terlihat rapi.
Representasi
Knowledge yang tercipta
Kode
|
Kategori
|
B1
|
B2
|
B3
|
B4
|
B5
|
B6
|
B7
|
A1
|
Kain tidak luntur
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
A2
|
Bahan Halus
|
|
x
|
x
|
|
|
|
|
A3
|
Motif batik modern-klasik
|
|
|
|
x
|
x
|
|
|
A4
|
Memiliki ciri khas
|
x
|
|
|
x
|
|
|
|
A5
|
Bahan Kuat
|
|
|
|
|
|
x
|
|
A6
|
Jumlah warna kurang atau sama dengan 4
|
x
|
|
|
x
|
|
|
|
A7
|
Cetak luar dalam memiliki warna dan motif yang sama
|
|
|
|
|
|
x
|
|
A8
|
Bahan terasa dingin ketika disentuh
|
|
|
x
|
|
|
x
|
x
|
A9
|
Bahan Dari sutra
|
|
|
x
|
|
|
|
|
A10
|
Design batik menarik
|
x
|
|
|
|
x
|
|
|
Tabel 2 : representasi knowledge
Keterangan :
B1 : Fleksibel
B2 : Mudah Perawatan
B3 : Nyaman dipakai
B4 : Tampilan Menarik
B5 : terlihat rapi
B6 : Tahan lama
B7 : tidak mudah kusam
Kesimpulan
1.
Sistem
pakar merupakan sistem yang digunakan untuk membantu manusia dalam menentukan keputusan
yang akan diambil.
2.
Untuk
mendapatkan expert system yang baik untuk memprediksi kualitas kain batik
ternyata perlu banyak melakukan penelitan-penelitan sehingga informasi yang
ditampilkan benar-benar dapat memuaskan pengguna.
3.
Sistem
yang akan dibangun akan digunakan oleh konsumen dalam menentukan bahan batik
yang akan diambil atau dibeli.
Daftar pustaka
:
Ishak, Zunaidi M , & Saniman, 2013. RULE BASE EXPERT SYSTEM
DENGAN METODE FORWARD CHAINING UNTUK MEMPREDIKSI KUALITAS KAIN BATIK. Self
published
Anonymous, (2016). Tips memilih kain batik berkualitas. [online].
Tersedia : http://www.internationalbatik.com/article_detail.htm/31/TIPS-MEMILIH-KAIN-BATIK-BERKUALITAS. [19 maret 2017]
Anonymous, (2016). 6 Hal Yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Membeli
Kemeja Batik Pria [online]. Tersedia : http://52mlj.com/6-hal-yang-harus-dipertimbangkan-sebelum-membeli-kemeja-batik-pria/. [19 maret 2017]
0 Response to "[Jurnal] Penerapan Forward Chaining pada Pemilihan Kain Batik"
Post a Comment