Makalah Sistem FIle Terdistribusi
MAKALAH
MANAJEMEN SISTEM
TERDISTRIBUSI
“SISTEM FILE
TERDISTRIBUSI”
Di Susun Oleh :
1. Maghfiroh Septiani (201453008)
2. Teguh Heri Purwanto (201453014)
3. Endah
Ayuningtiyas (201453040)
4. Nikmatul Hidayah (201453053)
5. Uzlifatil Jannah Nasa (201453082)
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
MURIA KUDUS
2016
DAFTAR
ISI
COVER..................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1
Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.................................................................... 1
1.3
Batasan
Masalah...................................................................... 1
1.4
Tujuan...................................................................................... 1
1.5
Manfaat................................................................................... 1
1.6
Tinjauan
Pustaka...................................................................... 2
1.7 Sistematika Penulisan.............................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................. 4
2.1 Pengertian
Sistem.................................................................... 4
2.2
Karakteristik Sistem................................................................. 4
2.3
Pengertian File......................................................................... 5
2.4
Pengertian Terdistribusi........................................................... 5
2.5
Pengertian Sistem Terdistribusi............................................... 6
2.6
Pengertian Sistem File Terdistribusi........................................ 6
BAB III PEMBAHASAN........................................................................ 7
3.1
Pengertian Sistem File Terdistribusi........................................ 7
3.2 Tujuan Diterapkannya
Sistem File Terdistribusi...................... 7
3.3 Naming
dan Transparansi........................................................ 9
3.3.1
Naming.......................................................................... 9
3.3.2
Naming Scheme............................................................. 10
3.4 Remote
File Access Antar Site................................................ 11
3.4.1
Remote Service.............................................................. 11
3.4.2
Teknik Caching.............................................................. 11
BAB IV PENUTUP.................................................................................. 13
5.1 Kesimpulan............................................................................. 13
5.2 Saran....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 14
CURRICULUM VITAE.......................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan pengaruh globalisasi mengakibatkan
banyaknya jumlah data yang tercipta. Data yang ada harus didukung oleh
perkembangan sistem.
Banyak permintaan sistem yang memudahkan pengguna dalam melakukan segala
hal dengan cepat, baik dan mudah.
Sistem file terdistribusi
merupakan implementasi terdistribusi dari model time sharing
klasik dari suatu sistem file, dimana dalam manajemen sistem file terdistribusi
sejumlah pengguna akan melakukan share file dan penyimpan resource. Time
sharing klasik merupakan metode dimana banyak
pengguna dapat melakukan processing dalam satu komputer.
Dengan
demikian tersusunlah makalah ini, yang akan kita bahas sedikit tentang sistem
file terdistribusi untuk menambah wawasan pembaca.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan sistem file terdistribusi?
2.
Apa tujuan
diterapkannya sistem file terdistribusi?
3.
Apa saja
jenis struktur Naming pada sistem file terdistribusi?
1.3
Batasan
Masalah
1.
Menjelaskan
mengenai sistem file terdistribusi
2.
Menjelaskan
diterapkannya sistem file terdistribusi
3.
Menjelaskan struktur
Naming pada sistem file terdistribusi
1.4
Tujuan
1.
Untuk
menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem file terdistribusi
2.
Untuk
menjelaskan apa tujuan diterapkannya sistem file terdistriusi
3.
Untuk
menjelaskan struktur Naming pada sistem file terdistribusi
1.5
Manfaat
1.
Pembaca
dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem file terdistribusi
2.
Pembaca
dapat mengetahui tujuan diterapkannya sistem file terdistriusi
3.
Pembaca
dapat mengetahui struktur Naming pada sistem file terdistribusi
1.6
Tinjauan
Pustaka
Eko Wahyu Aprilianto (2010) dalam skripsinya yang berjudul Membangun
layanan Penyedia Penyimpanan File Online. Sistem ini akan memberikan dua
kategori user yaitu user berbayar dan juga user free atau gratis, system ini
akan memberikan kebebasan kepada user yang terdaftar untuk upload dan berbagi
file sebanyak mungkin dan juga saling sharing file kepada user lain.
Aban Hayu Tirta dan Asih Rokhimawati (2011) dalam naskah publikasi yang
berjudul “Membangun Sistem Sharing File Berbasis Websitepada Jaringan Lokal
untuk Kemajuan Belajar si SMP Negeri 3 Sleman. Dalam system ini didefinisikan
sebagai kumpulan komponen yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat
menghasilkan suatu informasi yang adoat digunakan untuk mengambil keputusan di
SMP N3 Sleman.
Freandy Rompis, Yaulie D.Y. Rindengan, dan Alicia A.E. Sinsuw (2012) dalam
jurnalnya yang berjudul “Rancanga Bangun Sistem Penyediaan dan Penerimaan File
Digital di LPPM Unsrat”. Sistem sharing ini akan digunakan dalam mefasilitasi
kepada kepada LPPM dan pegawai untuk membuat laporan yang nantinya akan akan
diunggah ke dalam web server LPPM tersebut.
1.7
Sistematika
Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam
laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan, manfaat, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan
Teori
Bab ini memberikan uraian mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan yang penulis ambil.
Bab III Pembahasan
Bab ini
memberikan uraian mengenai rumusan masalah yang penulis ambil.
Bab IV Penutup
Bab ini memberikan uraian mengenai kesimpulan dan
saran yang bersifat membangun dengan sistem file
terdistribusi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Jogianto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem
ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti
tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.
2.2 Karakteristik Sistem
1) Komponen
Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut subsistem, misalkan sistem
komputer terdiri dari subsistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia.
Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem.
2) Boundary
(Batasan Sistem)
Batas sistem merupakan daerah yang
membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan
luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan tuang lingkup dari sistem tersebut.
3) Environment
(Lingkungan Luar Sistem)
Lingkungan dari sistem adalah apapun
di luar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem
dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem data dengan
demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang
merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu
kelangsungan hidup dari sistem.
4) Interface
(Penghubung Sistem)
Penghubung merupakan media perantara
antar subsistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya
mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu subsistem
akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung.
Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang
lainnya membentuk satu kesatuan.
5) Input
(Masukan)
Masukan adalah energi yang
dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal
input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut
dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan
keluaran.
6) Output (Keluaran)
Keluaran adalah hasil dari energi
yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau
kepada supra sistem.
7) Proses
(Pengolahan Sistem)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu
bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan
merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan
berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang
jadi.
8) Objective
and Goal (Sasaran dan Tujuan)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan
atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem
tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan
yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem
dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
2.3 Pengertian File
Suatu identitas
dari data yang disimpan di dalam sistem berkas yang dapat diakses dan diatur
oleh pengguna. Sebuah berkas atau file mempunyai nama yang unik dalam suatu
direktori atau folder dimana file itu
berada.
2.4 Penegertian Terdistribusi
Tersebar / secara menyeluruh, dimana datanya dapat
digunakan oleh banyak orang.
2.5 Pengertian Sistem Terdistribusi
Menurut Eko Setiawan, Sistem Terdistribusi adalah
suatu kesatuan dari elemen-elemen yang berinteraksi secara sistematis dan
teratur untuk mendistribusikan data, informasi, objek dan layanan dari dan
kepada pengguna yang terkait didalamnya.
2.6 Pengertian Sistem File
Terdistribusi
Sistem File Terdistribusi merupakan implementasi
terdistribusi dari model time sharing klasik dari suatu sistem file, dimana
dalam manajemen sistem file terdistribusi sejumlah pengguna akan melakukan
share file dan penyimpan resource.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Sistem File Terdistribusi
Sistem file terdistribusi
merupakan implementasi terdistribusi dari model time sharing klasik dari suatu
sistem file dimana dalam manajemen sistem file terdistribusi sejumlah pengguna
akan melakukan share file dan
penyimpanan resource. File server pertama kali didevelop pada tahun 1970 dan
Sun NFS (Network File System) menjadi DFS pertama yang banyak digunakan setelah
awal pemunculannya di tahun 1985. DFS yang terkenal selain NFS adalah AFS
(Andrew File System) dan CIFS (Common Internet File System).
Kelebihan lain dari DFS
adalah peningkatan performa. Yang menjadi tolak ukur pengukuran performa DFS
adalah waktu yang dibutuhkan untuk merespon request layanan.
Saling berbagi media
penyimpanan informasi sudah menjadi sesuatu hal yang penting dalam resource
sharing. Desain service file terdistribusi yang baik adalah menyediakan akses
distribusi file dengan performansi dan realibilitas yang sama atau lebih baik
dari penyimpanan file-file dalam disk local dalam bentuk transparent.
Desain skala besar dari
proses sistem penyimpanan baca tulis file pada wide area menimbulkan masalah
pada load balancing, reliabilitas, avaibility dan security. File system yang
terdistribusi mengemulasikan fungsionalitas dari file sistem tak terdistribusi
untuk program client yang berjalan pada komputer remote. File sistem
terdistribusi juga menyediakan hal-hal pokok untuk pengorganisasian komputer
yang berbasiskan jaringan intranet.
3.2 Tujuan Diterapkannya Sistem File Terdistribusi
Tujuan diterapkannya dari
sistem file terdistribusi dalam manajemen proses adalah untuk
mensupport sharing dengan tipe sama yang disebabkan karena file-file
secara fisik tersebar pada halaman website yang berada dalam sistem
terdistribusi.
Struktur sistem file terdistrbusi terdiri dari tiga bagian yaitu:
service, server, dan client.
1. Service
Entitas software yang berkerja pada satu untuk lebih mesin dan
dilengkapi suatu tipe fungsi khusus untuk prioritas client yang tidak diketahui
identitasnya.
2. Server
Server adalah service
software yang bekerja pada mesin tunggal.
3. Client
Client adalah suatu proses yang dapat memanggil suatu service dengan
menggunakan sejumlah operasi yang dibentuk oleh interface client.
Keperluan
sistem file terdistribusi :
1.
Transpansi File
service biasanya merupakan service yang harus di‐load
paling berat dalam sebuah intranet, sehingga fungsionalitas dan performance‐nya sangat penting.
a.
Transparansi
akses
b.
Transparansi
lokasi
c.
Transparansi
mobilitas
d.
Transparansi
performance
e.
Transparansi
pengukuran
2.
Update file
konkuren Perubahan pada sebuah file oleh seorang klien seharusnya tidak
menganggu operasi dari klien lain yang pada saat bersamaan mengakses atau
mengubah file yang sama.
3.
Replikasi file
Beberapa file service mendukung penuh replikasi, tetapi kebanyakan mendukung
caching file atau portion file secara lokal, bentuk replikasi yang terbatas.
4.
Ke‐heterogen‐an
sistem operasi dan hardware Antarmuka service sebaiknya didefinisikan sehingga
software klien dan server dapat diimplementasikan untuk sistem operasi dan
komputer yang berbeda.
5.
Toleransi
kesalahan Server bisa menjadi stateless, sehingga dapat di‐restart dan service di‐restore
kembali setelah mengalami failure tanpa perlu me‐recover
state sebelumnya.
6.
Konsistensi
Ketika file‐file direplikasi atau di‐cache pada site yang berbeda, ada delay yang tak
bisa dihindari pada propagasi modifikasi dari satu site ke set lain yang
membawa copy, dan ini bisa menghasilkan beberapa deviasi dari one‐copy semantic.
7.
Keamanan Secara
virtual, semua sistem file menyediakan mekanisme kontrol akses berdasarkan
kegunaan dari daftar kontrol akses.
8.
Efisiensi
File service terdistribusi sebaiknya menawarkan fasilitas yang paling tidak,
sama bagusnya dengan yang ditemukan pada sistem file konvensional, dan
sebaiknya mendapat level performance yang dapat diperhitungkan.
3.3 Naming dan
Transparansi
3.3.1 Naming
Naming adalah Pemetaan ( pemisahan ) antara obyek logika ke obyek fisik.
Berfungsi untuk abstraksi lokasi
file pada jaringan dan disk secara fisik.
Misal : Penggunaan akan mengakses data yang
secara logika direpresentasikan dengan nama file, sehingga sistem akan
memanipulasi blok data yang secara fisik tersimpan dalam disk.
Transparansi adalah suatu
dimensi baru yang ditambahkan untuk abstraksi, lokasi suatu file dalam
jaringan.
Struktur
Naming pada manajemen sistem file terdistribusi ada 2 jenis, yaitu:
1. Location
Transparency ( LT ), adalah nama file tidak memberitahukan suatu petunjuk
tentang lokasi penyimpanan file secar fisik. LT merupakan suatu skema naming
yang statis ( tetap ), karena pengguna melakukan share data dengan cara
konvensional.
2. Location Independence ( LI
), adalah nama file tidak perlu
diubah jika lokasi penyimpanannya berubah. LI merupakan suatu skema naming yang
bersifat dinamis, karena LI dapat melakukan pemetaan nama file yang sama ke
lokasi yang berbeda pada waktu berbeda.
Perbedaan struktur naming LI dan LT pada sistem file terdistribusi :
1. Pemisahan Data dari Lokasi
Nama file hanya berisi atribut
signifikan ( isi ) dari pada lokasi. Pada LI, file dapat dipandang sebagai
wadah data logika yang tidak dikaitkan ke lokasi penyimpanan tertentu.
Sedangkan, jika pada sistem hanya ada LT statis saja yang di support, maka nama
file tetap berisi kumpulan blok – blok secar fisik.
2. Share Data
a. Pada LT, pengguna
melakukan share data dengan cara konvensional. Pengguna dapat melakukan share
file jarak jauh dengan naming sederhana dalam LT statis, sehingga file di
anggap lokal. Tetapi sharing ruang penyimpanan sukar,sebab nama logikal secara
satatis masih terhubungkan dengan penyimpanan fisik.
b. Pada LI,
pengguna melakukan share data dengan mempromosikan sharing ruang penyimpanan
seperti obyek data. Bila file-file dapat dimobilisir, maka sistem ruang
penyimpanan yang banyak dianggap sebagai sebuah penyimpanan tunggal, yang
dikenal dengan sebutan “sumber virtual”.
3. Media Penyimpanan
LI memisahkan hirarchi naming dari
hirarchi media penyimpanan dan dari struktur inter computer, hal ini berlainan dengan menggunakan LT
statis, kita dapat dengan mudah mengekspose korespodensi antar unit-unit
komponen dan mesin. Dalam sistem client-server jika telah terjadi pemisahan
nama & lokasi, maka file dalam server jarak jauh dapat di akses oleh banyak
client.
3.3.2 Naming
scheme
Dalam manajemen sistem file terdistribusi terdapat 3 pendekatan utama untuk
naming scheme :
1. Secara sederhana
a) Nama
file merupakan kombinasi antar nama host dan nama lokasi.
b) Cara
ini tisak mengenal LT/LI.
c) Operasi file yang sama dapat digunakan untuk file local atau jarak
jauh.
d) Komponen unit
tetap terisolasi untuk menjaga tetap terpeliharanya file jarak jauh.
2. Pendekatan
oleh Suns Network File Sistems
a) Sistem
ini di support oleh linux.
b) Berusaha
menghubungkan direktori jarak jauh dengan direktori lokal.
c) Mensupport
transparent sharing.
d) Tidak ada batasan yang seragam tiap mesin, bisa menghubungkan
direktori jarak jauh yang berbeda dengan pohon directorinya.
3. Pendekatan
total integrasi komponen sistem file.
a) Sebuah
struktur nama global tunggal menyimpan semua file dalam sistem.
3.4 Remote File Access Antar Site
Pada manajemen sistem file terdistribusi ada 2 teknik untuk mengakses suatu
file antar site pada jarak jauh, yaitu layanan jarak jauh (remote service) dan
teknik caching.
3.4.1 Remote
Service
1. Cara kerja
: request dari client akan dikirim ke
sever, lalu mesin server menjalankan akses dan hasilnya akan dikirimkan kembali
ke client.
2. Dengan cara
kerja seperti ini sangat membebani jaringan, karena jika setiap pengguna ingin
mengakses suatu file server, maka sistem akan menjalankan akses tersebut
walaupun file yang diakses beberapa pengguna itu sama.
3. Namun dari
aspek konsistensian data maka teknik ini lebih menjamin.
3.4.2 Teknik Caching
1. Cara kerja :
Akses dijalankan pada cached-copy, jika data yang dikehendaki untuk memenuhi
request akses dari client belum siap di chace, maka copy
dari data tersebut akan dibawa dari server kesistem pengguna.
Tetapi bila blok disk yang diakses client ada dalam
cache, maka akses berikutnya hanya bersifat local sehingga hal ini akan
mengurangi traffic jaringan (Hampir sama dengan prinsip kerja proxy).
2. Suatu file
berada pada mesin server, maka copynya dapat disebarkan pada cache. Jika ada
perubahan pada cache, maka hanya sebagai file saja yang diubah pada mesin
server.
3. Pada sistem
file konvensional, caching mereduksi traffic disk I/O, sedangkan pada sistem
file terdistribusi caching akan mereduksi traffic jaringan & traffic disk
I/O.
Dalam manajemen sistem file terdistribusi ada 2 kebijaksanaan, yaitu:
1. Write-through adalah perubahan pada
cache diikuti perubahan pada disk.
2. Wwrite back
adalah perubahan pada cache tidak langsung diikuti perubahan pada disk, yaitu
penulisan pada disk dilakukan jika pada cache terjadi tumpukan atau proses
selesai. Hal ini kurang reliable, karena data bisa hilang.
Dalam manajemen sistem file terdistribusi juga perlu memperhatian
konsistensi file:
a. Client
dihadapkan pada masalah konsistensi data yang ada pada cache local terhadap
copy master diserver.
b. Jika client
mengalami kegagalan akses dan mengakibatkan data cache out of date, maka client
harus dilakukan up date data.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah membahas mengenai makalah sistem file terdistribusi tersebut
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tujuan dibangunnya Sistem File Terdistribusi adalah untuk mensupport
sharing dengan tipe yang sama, bila file – file secara fisik tersebar pada site
( tempat ) yang berbeda dalam sistem terdistribusi.
2. Pengukuran kerja dari Sistem File Terdistribusi adalah jumlah waktu
yang diperlukan untuk memenuhi request (permintaan) dari service yang
bervariasi, yang meliputi : waktu untuk akses disk, waktu untuk proses CPU,
waktu yang dipakai untuk mengirim request ke server, dan waktu yang dipakai
untuk merespon kembali ke client.
3. Struktur Naming pada Sistem File Terdistribusi ada 2 jenis, yaitu :
LT (Location Transparency) dan LI (Location Independence), masing – masing
digunakan sesuai dengan teknik atau metode remote akses jarak jauh yang
berjalan.
4. Pada sistem terdistribusi ada 2 teknik untuk mengakses suatu file
antar site pada jarak jauh, yaitu : remote service dan teknik caching dimana 2
teknik tersebut memberikan TRADE-OFF berbanding terbalik yaitu performance naik
dengan simplicitas menurun.
4.2 Saran
Penulis memahami bahwasannya dalam makalah ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran akan sangat kami
hargai dalam penyempurnaan makalah ini. Aamiin
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2013)
Pengertian Sistem. [online]. Tersedia: http://jagatsisteminformasi.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-definisi-sistem.html (26 Januari 2016) Pukul 10.50 WIB
Anonim (2011) Pengertian File. [online]. Tersedia: http://www.mandalamaya.com/pengertian-file-pada-teknologi-komputer/ (17 Februari 2016) Pukul 19.45
WIB
Lestari, Wahyuni
Dwi (2015) Sistem File Terdistribusi (File Service Terdistribusi) [online].
Tersedia: http://kelompok8sister.blogspot.co.id/2015/05/sistem-terdistribusi-file-service.html
(05 Maret 2016) Pukul 18.40 WIB
makasih sudah share
ReplyDeletesolder uap