Abdurrahman Wahid ( Gus Dur )
Humor Ala GusDur
Humor
NU
Seperti
saat menggambarkan fanatisme orang NU, bagi Gus Dur, ada tiga tipe orang NU.
"Kalau
mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan
tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik
terhadap NU," jelasnya tentang jenis yang pertama. Unik Baca
Jenis
yang kedua adalah mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas
sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan
NU, “Itu namanya orang gila NU.”
“Tapi
kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga
jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh
saat itu.
Humor
Polisi
Humor
lain yang diingat banyak orang adalah kritikan dalam bentuk lelucon yang
dolintarkan saat banyak pihak mempertanyakan moralitas polisi, yang masih bisa
berlaku dengan saat sekarang walaupun humor ini dilontarkannya setyahun silam.
"Polisi
yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum bekas Kapolri, patung polisi dan
polisi tidur," selorohnya.
Humor
Umat Beragama
Guyonan
lainnya dilontarkan Gus Dur saat menghadiri "Seminar wawasan kebangsaan
Indonesia" di Batam. Di hadapan 100 pendeta dari seluruh propinsi Kepri,
Gus Dur menjelaskan kebersamaan harus diawali dengan sikap berbaik hati
terhadap sesama.
"Oleh
karena itu seluruh umat bertanggungjawab atas masa depan bangsa. Boleh berantem
satu sama lain tapi keselamatan bangsa tetap diutamakan," kata Gus Dur
disambut tawa peserta.
Dia
juga sempat melontarkan guyonan tentang prilaku anggota DPR RI. Sempat menyebut
mereka sebagai anak TK, Gus Dur pun berseloroh anggota DPR sudah "turun
pangkat" setelah ricuh dalam sidang paripurna pembahasan kenaikan bahan
bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
"DPR
dulu TK sekarang playgroup," kata Gus Dur di kediamannya di Ciganjur,
Jakarta, Selatan, Kamis (17/03), ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang
kejadian di DPR saat sidang Rabu (16/03). Unik
Humor
Jihad
Bahkan
saat menanggapi aksi jihad yang dilakukan oleh banyak warga Muslim yang percaya
kematiannya akan "menjamin" tempat di surga, Gus Dur malah kembali
melemparkan leluconnya.
"Gus, betulkah para pengebom itu mati syahid dan bertemu bidadari di surga?" tanya seorang wartawan kepada Gus Dur.
"Gus, betulkah para pengebom itu mati syahid dan bertemu bidadari di surga?" tanya seorang wartawan kepada Gus Dur.
Gus
Dur pun menjawab, "Memangnya sudah ada yang membuktikan? Tentu saja belum
kan, ulama maupun teroris itu kan juga belum pernah ke surga. Mereka itu yang
jelas bukan mati syahid tapi mati sakit. Dan kalau pun mereka masuk surga,
mereka akan menyesal bertemu bidadaru, karena kepalanya masih tertinggal di
dunia dan ditahan oleh polisi."
Humor
Ziarah
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela "ideologi"nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela "ideologi"nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi,
ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah
ke makam para ulama dan leluhur. "Saya datang ke makam, karena saya tahu.
Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi," katanya.
Gitu
Aja Kok Repot
Selain
humornya, Gus Dur juga dikenal dengan jawabannya yang menyederhanakan pemikiran
masyarakat yang terkadang berbelit-belit. Dia kerap kali menjawab, "Gitu
aja kok repot."
Seperti
saat dia memberikan tanggapan perihal pernyataan Probosutedjo perihal kebenaran
kondisi Soehrato yang sakit. Saat itu (2 Maret 2000), Gus Dur mengaku tidak
diijinkan bertemu dengan Soherto. Gus Dur mengakui, dari pihaknya tidak ada
masalah sama sekali untuk mengunjungi Soeharto, dan pintunya selalu terbuka.
"Perkara saya pergi dengan siapa tidak masalah.
Dengan
Marzuki Darusman atau kalau perlu seluruh kabinet saya bawa. Begitu saja kok
repot-repot," katanya. Jawaban yang sama juga dilontarkan cucu pendiri NU
itu saat menanggapi tuntutan Fron Pembela Islam (FPI). "Jangan takut dan
khawatir, tenang-tenang saja. Gitu aja kok repot."
Ucapan
ini menjadi trademark tersendiri, sehingga ucapan ini pula yang ditiru oleh Gus
Pur dalam acara Republik Mimpi. Saat ditanya Andy F Noya dalam acara Kick Andy,
perihal peran yang dilakoni Handoyo, Gus Dur pun kembali menanggapi dengan
enteng.
"Abis
gimana lagi, yah anggep saja sudah. Itung-itung advertensi (iklan)
gratis," katanya disambut gelak tawa penonton.
Sumber
http://www.unikbaca.com/2012/01/yuk-kita-kembali-mengenang-humor-humor.html
0 Response to "Abdurrahman Wahid ( Gus Dur )"
Post a Comment